Rabu, 25 Desember 2013


Kembalikan kondisi Bandung yang Segar, Nyaman dan Cur-cor dengan sumur resapan











Kembalikan kondisi Bandung yang segar, nyaman dan cur-cor dengan LRB (Lubang Resapan Biopori)






Kamis, 25 Februari 2010

DELAPAN TAHAPAN AWAL SURVIVAL

Seorang survivor perlu melakukan langkah-langkah yang tepat saat ia menjalani survival. Langkah yang tepat merupakan awal dari keberhasilan dalam menjalani survival. Sedikitnya ada delapan langkah awal yang dapat dilakukan, yaitu  :
  1. Koordinasi, ajaklah orang-orang yang sedang menjalani survival untuk berkoordinasi menghimpun kekuatan, menjaga keutuhan dan kekompakan. Biasanya dalam tahapan ini dibutuhkan jiwa kepemimpinan yang kuat karena setiap orang sedang dalam keadaan kalut/kacau, boleh jadi akan terjadi silang pendapat dan ego setiap orang akan muncul.
  2. Periksa kondisi dan bagi tugas, setelah keadaan terkendali segera lakukan pemeriksaan diri dan anggota lainnya serta kemampuan masing-masing. Kondisi setiap orang akan berbeda-beda, baik fisik maupun mental juga kemampuan (skill). Mereka yang memiliki kemampuan (skill) yang dibutuhkan, dapat dimintai bantuan. Dalam kondisi seperti ini biasanya orang yang memiliki kemampuan (skill) ketika dimintai pertolongan akan merasa dihargai dan hal ini akan mengangkat kemampuan tim.
  3. Berikan pertolongan pertama, bagi mereka yang membutuhkan perawatan segeralah berikan pertolongan. Hal ini dapat membantu menaikan mental mereka.
  4. Orientasi medan, lakukan pemetaan dan orientasi medan. Hal ini akan lebih mudah bila telah dilakukan penilaian kemampuan dan pembagian tugas.
  5. Kumpulkan perbekalan dan lakukan penjatahan,  segeralah mengumpulkan segala jenis perbekalan yang ada, baik makanan dan minuman maupun perlengkapan lainnya, dan lakukan penjatahan. Ego setiap orang mungkin akan muncul, bisa jadi mereka tidak mau membagi perbekalan dan perlengkapannya dengan yang lain. Untuk itu dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi dalam memberikan pengertian kepada semua anggota. Bila telah siap lakukan penjatahan dengan memperhatikan prioritas. Anak-anak, perempuan, orang tua dan mereka yang mendapat kecelakaan bisa menjadi prioritas.
  6. Buatlah rencana tindakan, bersama seluruh anggota kita dapat membuat rencana tindakan selanjutnya. Tentunya disini diperlukan kemampuan komunikasi yang baik dan perencanaan yang matang. Seluruh anggota perlu dilibatkan untuk menghindari perpecahan karena perbedaan pendapat dalam rencana tindakan selanjutnya.
  7. Jalin komunikasi, dengan perlengkapan yang ada jalinlah komunikasi dengan dunia luar. Dalam hal ini bahasa-bahasa isyarat yang sederhana namun efektif sangat diperlukan.
  8. Cari perhatian dan bantuan, untuk menarik perhatian orang-orang yang akan menolong kita, perlu kita buat tanda-tanda jejak yang dapat mudah terlihat dan dipahami. Dalam hal ini benda-benda yang berwarna mencolok, bungkus makanan atau patahan-patahan ranting dan yang lainnya dapat dijadikan sebagai tanda jejak.

Selasa, 19 Januari 2010

MODAL DASAR MELAKUKAN SURVIVAL

Seseorang yang melakukan aktifitas di lapangan (Outdoor activities) dimungkinkan untuk mendapatkan kesulitan. Boleh jadi kesulitan itu berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar. Oleh karena itu seorang petualang harus mampu mengendalikan keadaan dirinya. Karena hal inilah yang menjadi dasar keberhasilan seseorang melakukan survival. Menilik kepada pengertian survival yang dikembangkan dilingkungan militer, sedikitnya ada 4 hal yang menjadi modal dasar seseorang dalam melakukan survival.

1. Penguasaan Diri/Sikap mental

Penguasaan diri merupakan hal paling penting ketika seseorang mendapatkan kesulitan atau marabahaya. Penguasaan diri dan sikap mental yang baik akan memberikan pengaruh yang baik pula dalam mengambil keputusan serta tindakan ketika berusaha mengatasi kesulitan atau marabahaya. Beberapa sikap mental yang harus dimiliki diantaranya adalah :
  • Senantiasa bersemangat untuk mempertahankan hidup. Saat kesulitan atau marabahaya menghadang, semangat untuk tetap hidup harus terus digelorakan karena dengan demikian akan menumbuhkan motivasi untuk terus berusaha pantang menyerah mencari cara melepaskan diri dari kesulitan atau marabahaya. Bila yang terjadi sebaliknya, maka segala usaha yang dilakukan akan sia-sia saja.
  • Percaya pada kemampuan diri. Meyakinkan diri bahwa diri mampu terbebas dari kesulitan atau marabahaya akan menjadi sumber tenaga dalam melaksanakan aktivitas survival.
  • Senantiasa berfikir positif, menggunakan akal sehat dan menjauhkan rasa takut. Befikir positif saat menghadapi kesulitan atau marabahaya, menggunakan akal sehat dalam merencanakan dan mengambil keputusan akan tindakan yang dilakukan dan menjauhkan rasa takut sesungguhnya sudah menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi kesulitan atau marabahaya tersebut. Keadaan stress, panik, tertekan atau ketakutan justru hanya akan menjadi penyebab masalah baru bahkan bisa jadi menjadi penyebab kematian.
  • Berdisiplin dalam mengambil tindakan atas rencana yang sudah dibuat secara matang. kedisiplinan mutlak diperlukan dalam situasi apapun. Dalam keadaan menghadapi kesulitan atau marabahaya kedisiplinan mutlak diperlukan dan hal ini harus disadari betul, terlebih bila saat melakukan survival bersama kelompok yang cukup besar. Penguasaan diri/sikap mental yang berbeda-beda seringkali mengabaikan kedisiplinan, sehingga akan merusak kerjasama dan rencana yang telah dibuat secara matang.
2. Pengetahuan

Pengetahuan juga merupakan modal dasar bagi seseorang yang sering melakukan kegiatan lapangan. Pengetahuan ini bukan hanya pengetahuan tentang teknik-teknik survival saja tapi termasuk didalamnya adalah pengetahuan tentang medan dimana dia melakukan aktifitas. Secara garis besar pengetahuan yang harus dimiliki oleh seseorang saat melakukan aktifitas di lapangan adalah :
  • Pengetahuan tentang medan yang akan dituju. Sebelum kita melakukan aktifitas ditempat yang akan dituju terlebih dahulu kita harus menggali sebanyak-banyaknya informasi tentang keadaan tempat tersebut. Baik itu berupa keadaan geografisnya, cuaca dan iklim, ekologi, sosial budaya dan lain-lain. Hal ini penting karena akan menentukan rencana yang kita buat, perlengkapan yang harus kita bawa. Pengetahuan ini pun akan menunjang aktivitas survival manakala kita mendapatkan kesulitan atau marabahaya di tempat tersebut.
  • Pengetahuan tentang teknik-teknik survival : diantaranya teknik membuat perlindungan, teknik mendapatkan air dan makanan, teknik membuat api, teknik pengobatan dan perawatan darurat, teknik mengatasi binatang-binatang buas dan berbisa, teknik orientasi medan, teknik komunikasi dalam meminta pertolongan dll.
3. Kemauan untuk Senantiasa belajar dan berlatih

Pepatah mengatakan bisa karena biasa. Maka seseorang akan menjadi bisa melakukan survival manakala dia senantiasa belajar dan berlatih. Belajar dan latihan akan semakin memperkaya kemampuan seseorang dalam melakukan survival. Latihan yang teratur menjadikan seorang survivor semakin menguasai dan semakin matang dalam menerapkan teknik-teknik survival. Belajar bisa dilakukan dari berbagai sumber, termasuk didalamnya belajar dari pengalaman. karena pengalaman adalah guru terbaik.

4. Perlengkapan/Peralatan

Perlengkapan/peralatan tidak bisa dipungkiri juga menjadi modal dasar seseorang dalam melakukan survival. Peralatan menjadi salah satu alat penunjang bagi keberhasilan seseorang dalam melakukan survival sekalipun bukan satu-satunya. Sekarang ini telah banyak dikembangkan alat-alat yang praktis dan lengkap yang dapat membantu seseorang saat melakukan survival. Salah satu contohnya adalah pisau multi fungsi. Dalam satu pisau terdapat beberapa fungsi diantaranya untuk memotong, menyayat, menggergaji, didalamnya juga terdapat kompas, jarum, kail dan masih banyak fungsi-fungsi yang lainnya.

Selasa, 12 Januari 2010

PENGERTIAN TEKNIK HIDUP DI ALAM BEBAS (THDB)/SURVIVAL


Teknik Hidup di Alam Bebas (THDB) atau dikenal juga dengan istilah SURVIVAL adalah merupakan cara-cara/usaha yang dilakukan manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapinya dalam kegiatan/aktivitas di alam bebas. Bagi mereka yang biasa beraktivitas di alam bebas kesulitan bisa jadi datang karena beberapa faktor, yang secara umum bisa dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
  1. Faktor yang berasal dari dalam diri, diantaranya keadaan mental, fisik atau kesehatan
  2. Faktor yang berasal dari luar diri, diantaranya berupa keadaan cuaca, medan, binatang, tumbuhan atau musuh.
THDB/Survival dapat dilakukan oleh seorang petualang atau petugas khusus. Bagi seorang petualang, THDB/Survival merupakan keterampilan yang ditujukan bagi dirinya pribadi untuk melepaskan diri dari sebuah kesulitan. Sedangkan bagi petugas khusus, THDB/Survival selain ditujukan bagi dirinya juga ditujukan bagi orang yang berada dibawah pengawasan atau tanggungjawabnya, seperti seorang nakhoda kapal laut komersial, kemampuan THDB/Survivalnya selain ditujukan bagi dirinya sendiri juga ditujukan bagi para penumpang manakala mengalami sebuah kesulitan. Bahkan bagi petugas khusus hendaknya kepentingan orang yang berada dalam tanggungjawabnya lebih diutamakan daripada dirinya sendiri.

Di lingkungan militer, survival memiliki kepanjangan sendiri, yaitu sebagai berikut :
S = Sadarilah sungguh-sungguh situasimu
U = Untung malang bergantung pada ketenanganmu
R = Rasa takut dan panik harus dikuasai
V = Vakum/kekosongan jiwa isilah segera
I = Ingatlah dimana kamu berada
V = Viva (hidup) hargailah
A = Adat Istiadat setempat perlu ditiru
L = Latihlah dirimu dan belajarlah selalu

Bila kita perhatikan uraian kepanjangan dari survival tersebut di atas, kita akan mendapatkan gambaran tentang apa dan bagaimana pengertian THDB/survival.

Kamis, 05 November 2009

ANGGOTA CHANDRA BUANA

Dari enam peserta DIKLATSAR, ternyata hanya empat orang yang berhasil menempuh ujian selanjutnya, mulai dari persami, perjalanan pendek dan perjalanan panjang. Satu anggota muda gugur karena pindah kuliah tidak lagi di jurdik Biologi (poho deui ngarana). Dan satu anggota tidak mampu memenuhi kewajiban perjalanan sebagai anggota muda. Inilah kami, para punggawa Chandra Buana :
1. Dikdik "Dik's" Kurniadi dengan NPA : BF 043 Chandra Buana
2. Dadang "Adong" Kustiawan dengan NPA : BF 045 Chandra Buana
3. Asep "Tate" Sunardi dengan NPA : BF 046 Chandra Buana
4. Ela Yulaela Paransa dengan NPA : BF 047 Chandra Buana

Satu kebanggaan bagi kami, salah satu anggota Chandra Buana menyalip Nomor Pokok Anggota (NPA) angkatan diatasnya, angkatan Elang Perkasa, yaitu Dikdik "Dik's" kurniadi. Dan setelah kami resmi menjadi anggota biasa dengan mendapat NPA, langsung diadakan MUDAT (Musyawarah Adat) berhubung saat itu tengah terjadi kegentingan karena Biocita Formica kekurangan stok leader dan 'pemerintahan' dipegang Dewan Adat dari anggota-anggota senior yang sudah beraktivitas diluar kampus. Hasil Mudat memutuskan, Dikdik "Dik's" Kurniadi sebagai Kadat.

CHANDRA BUANA

Salah Satu angkatan dari KPA Biocita Formica adalah Chandra Buana. Berawal dari pertemuan di lab kimia, saat tingkat I di jurdik Biologi IKIP Bandung (doeloe), 6 orang mahasiswa baru bersepakat untuk mengikuti DIKLATSAR KPA BIOCITA FORMICA. Mereka adalah Dikdik "Dik's" Kurniadi, Dadang 'Adong' Kustiawan, Asep 'Tate' Sunardi, Endang Suwarman, Ela Yulaela Paransa dan (poho deui ngarana).

Enam orang mahasiswa baru ini, mengikuti DIKLATSAR di gunung bukit tunggul. Dengan berbagai sukadukanya, akhirnya keenam mahasiswa baru ini berhasil menyelesaikan tahapan-tahapan DIKLATSAR. Sebelum resmi menyandang nama angkatan Chandra Buana, terlebih dahulu terjadi perdebatan sengit diantara sesama siswa perihal nama angkatan. Satu grup mengusulkan nama angkatan "Busur 115" berdasarkan pengalaman saat melalukan pemetaan mengaplikasikan IMPK/Navigasi Darat, grup ini telah melenceng jauh dari target 115 derajat, hingga nyaris masuk sarang babi hutan. sementara satu grup mengajukan usul "Banyu Mukti" berdasarkan pengalaman selama kegiatan DIKLATSAR keberadaan air selalu melimpah. Kedua grup saling mempertahankan nama usulannya dan mencari kelemahan. Pengusul "Busur 115" menganggap nama "Banyu Mukti" seperti nama sebuah kampung saja, sedangkan pengusul "Banyu Mukti" menganggap"Busur 115" akan dikenang sebagai angkatan kesasar. So ...!? Tapi kami mengedepankan persaudaraan. Tak lantas terjadi perdebatan panjang, terlebih saat itu sudah larut malam dan esok hari harus kuliah. Sebuah ilham berkelebat dalam lintasan fikiran Adong, dia usulkan untuk nama angkatan adalah Chandra Buana, berdasarkan pengalaman selama perjalanan DIKLATSAR senantiasa diterangai cahaya rembulan (romantiis pisann. euy..!). kami pun bersepakat itulah nama angkatan Kami "CHANDRA BUANA". Meskipun tidak sedikit dari senior yang "ngece" Chandra Buana terkesan ini itu, namun kami tetap teguh sekali CHANDRA BUANA tetap TSA (Tabah Sampai Akhir)


By : BF 043 Chandra Buana